Sabtu, 25 September 2010

Daniswari IPA4

Nama : Daniswari Pudyarstiani
Kelas : 11 IPA 4
Absen : 05


Perintah untuk Berlomba-lomba dalam Berbuat Kebaikan

Surat Al-Baqarah ayat 148, artinya: “Dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap kepadanya. Maka berlomba-lombalah kamu (salam berbuat) kebaikan.  Di mana saja kamu berada pasti Allah akan mengumpulkan kamu sekalian (pada hari kiamat). Sesungguhnya Allah Mahakuasa atas segala sesuatu.”

Seperti yang dijelaskan dalam surat diatas, bahwa setiap agama itu mempunyai Tuhan-nya masing-masing sebagaimana agama kita, Islam. Allah SWT adalah Tuhan dari semua umat yang beragama Islam. Begitu juga dengan agama lain. Di surat tersebut juga dijelaskan bahwa setiap umat mempunyai kiblatnya masing-masing. Islam contohnya, mempunyai Ka’bah sebagai kiblat. Ka’bah adalah kiblat umat Islam dalam menjalankan ibadanya, seperti shalat lima waktu. Selaim kiblat, masing-masing umat juga memiliki syariat dan aturan berbeda sesuai jamannya.
                                                              
Pada ayat diatas juga dijelaskan mengenai perintah Allah SWT kepada manusia unyuk berlomba-lomba dalam kebajikan. Berbuat kebajikan artinya mengerjakan sesuatu yang telah dipertintahkan agama baik yang berhubungan dengan Allah dan perintah yang berhubungan dengan manusia. Oleh karena  itu, kita harus berbuat banyak kebajikan. Karena, Allah SWT akan menghitung semua amal kita dan ditimbang. Amal kebajikan membantu kita untuk mendapatkan surga. Ingatlah, apa yang kita lakukan di dunia kelak kita akan menerima balasannya.

Kemudian, dalam surat Fatir ayat 32, dijelaskan bahwa Allah SWT mewariskan Al-Qur’an kepada hamba-hamba yang terpilih yaitu, umat Islam. Al-Qur’an adalah kitab terakhir yang diturunkan Allah SWT melalui Malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad SAW. Al-Qur’an adalah pedoman yang diturunkan sebagai petunjuk umat Islam agar apa yang mereka lakukan selalu dijalan yang benar. Al-Qur;an juga merupakan kitap pelengkap dan penyempurna daripada kitab-kitab sebelumnya yaitu: Injil, Taurat, dan Zabur. Oleh karena itu, kita harusnya mendalami mengenai tafsir Al-Qur’an. Hal itu dikarenakan, semua yang terjadi sekarang telah diramalkan oleh Allah SWT sebelumnya.

Allah SWT adalah Zat Yang Mahakuasa.  Allah SWT berkuasa menciptakan, menghidupkan dan mematikan makhluk-Nya. Jadi, kita tidak boleh menjadi orang yang sombong. Allah SWT bisa saja menurunkan azab kepada orang-orang yang sombong. Kita juga tidak boleh menyia-nyiakan apapun yang Allah SWT berikan kepada kita. Allah SWT bisa saja mengambil kembali semua yang telah diberikan kepada kita. Allah SWT juga bisa mencabut nyawa kita kapanoun sesuai kehendak-Nya. Oleh karena itu, selama kita masih hidup gunakanlah hidup kita untuk berbuat kebaikan karena tidak ada yang tahu kapan nyawa kita dicabut, kecuali Allah SWT. Kita juga harus bersyukur atas apa yang telah Allah SWT berikan kepada kita.

















Perintah Menyantuni Kaum Duafa

Dalam surat Al-Isra ayat 26-27 dijelaskan bahwa kita harus menunaikan hak saudara muslim lainnya. Hal itu dikarenakan dalam harta yang kita miliki terdapat hak-hak fakir miskin. Oleh karena itu, kita harus senantiasa menunaikan zakat dan sedekah agar hak-hak fakir miskin itu sampai kepada fakir miskin yang membutuhkan. Selain itu, jika kita memberikan zakat juga akan memberi berkah karena harta kita telah bersih dari hak-hak fakir miskin. Fakir miskin adalah orang yang lemah secara ekonomi sehingga tidak bisa memenuhi kebutuhannya. Kita harus membagi harta kita dengan mereka salah satunya dengan membayar zakat dan sedekah.

Pemberian zakat dan sedekah juga dilakukan untuk menjauhi kita dari perilaku boros. Perilaku boros dilarang oleh Islam, karena boros termasuk perbuatan setan. Perintah untuk zakat dan sedekah adalah cara untuk menyantuni kaum duafa. Selain itu, juga untuk menghindari perbuatan boros yaitu: menghambur-hamburkan uang untuk hal yang tidak perlu. Lebih baik uang itu digunakan untuk menyantuni kaum duafa, karena uang itu tidak terbuang sia-sia. Selain itu, marilah kita berhemat agar uang yang terbuang tidak untuk hal-hal yang tidak perlu.

Dalam surat Al-Baqarah ayat 177 dijelaskan salah satu ciri-ciri iman yang benar adalah menolong manusia yang kesusahan dengan jalan mendermakan sebagian harta yang dicintainya kepada kaum kerabat, anak-anak yatim, orang miskin, musyafir, orang yang meminta-minta, dan memerdekakan budak. Kita perlu menolong orang-orang yang dijelaskan diatas karena orang tersebut membutuhkannya. Anak yatim, mereka tidak mempunyai ayah berarti mereka telah kehilangan orang yang dijadikan tulang punggung mereka dalam mencari nafkah dan mungkin saja kebutuhan mereka tidak dapat terpenuhi semua. Oleh karena itu, kita perlu menolongnya agar kebutuhannya bisa terpenuhi. Orang miskin, orang yang ekonominya lemah sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhannya. Oleh karena itu, bagilah sedikit harta kita dengan mereka bisa saja dengan zakat dan sedekah.

Musafir adalah orang yang sedang dalam perjalanan. Mereka membutuhkan pertolongan kita agar mereka tidak tersesat dan bisa sampai di tempat tujuan. Orang yang meminta-minta perlu kita tolong karena terdapat dalil yaitu “Tangan yang di atas lebih baik dari tangan yang dibawah”. Oleh karena itu, lebih baik jika kita menjadi orang yang tangan di atas, memberinya sedekah. Perintah untuk menyantuni kaum duafa adalah untuk mengajarkan kita agar bisa saling berbagi dengan orang yang membutuhkan. Melakukan zakat dan sedekah tidak akan merugikan, malah akan membawa berkah bagi kita.


1 komentar:

  1. Menurut saya artikel itu sudah bagus sudah dapat dipahami dengan mudah bahasnya juga sudah cukup baik namun lebih baik lagi bila diberi ayat ayat yang dikutip dari Alquran. Mengenai isinya juga saya sependapat karena kita harus berlomba loba dalam kebaikan dan jangan lupa menyantuni kau duafa.

    Dini
    XI A 5

    BalasHapus