Kamis, 30 September 2010

RIMA SUMAYYAH AHMAD IPA 8

TUGAS AGAMA

Disusun oleh :
RIMA SUMAYYAH AHMAD
26
11 IPA 8

Sma Negeri 2 Cirebon
MENYANTUNI KAUM DUAFA
Pengajian yang dimulai ba’da Shalat Jum’at sudah berlangsung. Para jamaah bergegas mencari tempat duduk yang pas buat bersantai.Dimulai pukul 12..30 siang, para jamaah sudah bersiap meluangkan waktunya untuk mengahadiri pengajian dengan hikmat. Suasana pengajian diwarnai oleh suasana Sakinah (Santai, Akrab, Kekeluargaan, Interaktif, Nikmat, Asyik, dan Heboh) karena para jamaah membawa dunianya sendiri-sendiri dan lebur dalam atmosfer perenungan tanpa tekanan.Ramadhan 1431 H kali ini Lazismu kembali mengadakan pengajian perkantoran dengan tema “Puasa dan Kepedulian Sosial” bertempat di Masjid at-Taqwa, Kampus Universitas Muhammadiyah Jakarta (3/9).Acara yang di hadiri ratusan jamaah Masjid at-Taqwa ini dihadiri oleh dosen, mahasiswa, dan masyarakat yang ingin mengetaui Lazismu lebih dalam. Pada pengajian ini, sebagai penceramah adalah Ust M. Khoirul Muttaqien sekaligus Presiden Direktur Lazismu.
Dalam tausiyahnya, Irul mengungkapkan, bulan suci Ramadhan ini kita harus bisa menanamkan sikap kepedulian terhadap kaum dhuafa. Salah satu bentuk kepedulian sosial yang menjadi pesan moral puasa adalah memperhatikan dan menyantuni kaum dhuafa. Perhatian serius terhadap mereka bisa dilakukan, jika kita mampu berempati terhadap kondisi mereka.
“Puasa tidaklah sekedar menahan makan dan minum. Di samping mengandung ketentuan-ketentuan fiqih, puasa juga membawa pesan mendalam tentang akhlak dan aspek sosial. Melalui puasa Ramadhan ini kita dilatih untuk lebih bersabar dan dapat mengendalikan emosi. Dengan puasa ini juga kita dilatih untuk menjaga kebersamaan dan komunikasi spiritual kepada Allah dan dengan sesama manusia. Kita juga diajarkan untuk lebih mempunyai rasa peduli terhadap kaum dhuafa. kita diwajibkan untuk menyantuni mereka melalui amal sholeh, bersedekah dan berzakat agar dapat meningkatkan rasa ketakwaan terhadap Allah SWT pada bulan suci ini, “ papar irul dengan santun.
Sementara itu, Tatang Ruchiyat, Manajer Program Lazismu menyatakan pengajian ini diadakan untuk memberikan siraman rohani kesemua jamaaah agar lebih meningkatkan sikap empati terhadap kaum dhuafa. Tatang juga menambahkan dengan adanya pengajian ini dapat dijadikan rujukan jamaah untuk beramal sholeh. Dan lebih meningkatkan kepekaan sosial terhadap kaum dhuafa khususnya di wilayah perkotaan.“Mudah-mudahan ini awal kejasama antar Lazismu dan pengelola Masjid At-Taqwa,” ungkapnya.
Acara ini juga diselingi pemutaran video lagu Asmaulhusna sehingga para jamaah yang hadir terbawa suasana santai dan sadar akan pentingnya keimanan, meskipun mereka bekerja di dalam kantor yang begitu padat.


BERLOMBA DALAM KEBAIKAN
Anugerah kehidupan yang kita dapatkan bukanlah merupakan sebuah perkara yang kecil. Dapat kembali terjaga dipagi hari yang cerah adalah sebuah hadiah kesempatan bagi kita untuk kembali memperbaharui keimanan dan ikrar untuk senantiasa melangkah dalam taat kepada Allah SWT, bersama rasa syukur dalam wujud amal perbuatan baik. Waktu-waktu yang terbentang menjadi sarana yang menghantarkan diri kita dalam menggapai rahmat dan keridhoan-Nya.
Sebanyak waktu yang ada, tidak semuanya kita dapatkan dalam kesibukan. Dalam keadaan tertentu, selalu akan kita jumpai adanya waktu luang. Beruntung sekiranya kita mampu memanfaatkannya dalam hal-hal yang bermanfaat bagi pribadi dan orang banyak. Namun tidak dapat dipungkiri, terkadang kita kehilangan inisiatif ketika dihadapkan dengan banyak waktu luang. Kita senantiasa terjebak oleh rutinitas.
Saat waktu luang menghampiri, kita hanya dapat memilih melamun atau melakukan banyak hal tak berguna dan lupa atau bahkan tidak tertarik untuk memantik api kreatifitas. Jadilah kebanyakan dari kita merupakan sosok manusia text book, yang hanya bergerak, bekerja serta menggeliat jika ada perintah tertulis saja. Diluar konteks itu, kita kehilangan daya kreasi, inisiatif, dan yang utama adalah kehilangan semangat untuk saling berlomba berbuat dan mengejar kebaikan serta perbaikan.
Kepuasan diri dan merasa cukup terhadap apa yang sudah kita miliki, terutama dalam hal masalah kepahaman ber-islam telah mengepung kita sehingga tidak mampu mendorong kita untuk terus menambah dan menambah perbendaharaan kemampuan diri. Tidak inginkah diri kita menjadi bagian dari orang-orang yang dapat memberikan manfaat bagi orang banyak? Menjadi pribadi dengan orientasi hidup yang luas dan lentur? Hidup dengan orientasi memberikan manfaat dan bukan semata-mata hanya mengambil manfaat seperti benalu.
Menjadi pribadi yang dapat diandalkan saat kondisi dan situasi apapun dikarenakan memiliki banyak kemampuan. Melangkah dengan pandangan jauh ke depan diiringi semangat membara untuk sebuah tujuan dan cita-cita mulia menggapai syurga-Nya nan indah. Adalah sebuah anjuran untuk selalu memandang keatas dalam perkara akhirat, sehingga kita senantiasa terdorong untuk selau melakukan perbaikan ilmu dan amal untuk bekal kehidupan setelah mati, dan mampu memandang kebawah dalam hal dan perkara dunia, sehingga kita mampu bersyukur terhadap segala nikmat yang kita terima.
Evaluasi diri sudah seharusnya kita lakukan untuk hal-hal yang sebetulnya butuh perbaikan dan peningkatan. Sudah saatnya bagi kita untuk tidak lagi memanjakan lahiriah kita, dengan memberikan kepuasan tanpa batas terhadap hawa nafsu, membiarkan indera mata dengan tontonan yang tidak mendidik, telinga dan mulut dari mendengarkan dan berkata sia-sia dan segala hal yang lebih banyak melalaikan kita dalam usaha memperbaiki hubungan dengan Allah SWT dan sesama manusia.

1 komentar:

  1. Menurut saya,isi artikel dengan judul tidak begitu erat kaitannya.
    Judulnya menyantuni kaum dhuafa,namun isinya lebih kepada apa-apa saja yang harus kita lakukan di bulan Ramadhan. Anda sebagai penulis kurang begitu detail memberikan maksud artikel anda.
    Apakah menyantuni kaum dhuafa hanya pada saat bulan Ramadhan saja?
    Apa sih pentingnya atau manfaat dari menyantuni kaum dhuafa?
    Lalu,apa saja sih ayat di Al Quran yang menjelaskan tentang menyantuni kaum Dhuafa?
    Itu semua tidak saya temukan pada artikel anda.
    Sebaiknya anda juga memberikan ayat-ayat apa saja yang menjelaskan tentang berlomba dalam kebaikan.
    Karena hal itu akan membuat pembaca semakin mengerti tentang anjuran berlomba dalam kebaikan.
    Mohon maaf apabila ada kata-kata yang kurang berkenan.
    Terima kasih.

    Riana Yunita XI IPA 5 (24)

    BalasHapus