Sabtu, 25 September 2010

Dindha F D IPA4

TUGAS AGAMA
Nama  : Dindha F D
Kelas    : XI IPA 4
Absen  : 08
                                         ÉOó¡Î0 «!$# Ç`»uH÷q§9$# ÉOŠÏm§9$#
Al-Baqarah : 148
وَ لِكُلٍّ وِجْهَةٌ هُوَ مُوَلِّيْهَا
"Dan bagi tiap-tiapnya itu ada satu tujuan yang dia hadapi. " (pangkal ayat 148).
            Ayat ini mengandung sebuah pengertian bahwa tiap umat memiliki kiblat masing-masing. Tiap disini bisa diartikan setiap keyakinan. Jadi, setiap manusia yang berkeyakinan pasti memiliki kiblat masing-masing. Nabi lbrahim di zaman dahulu berkiblat ke Masjidil Haram, ummat Yahudi berkiblat ke Baitul Maqdis, ummat Nasrani berkiblat ke sebelah timur, dan Nabi-nabi yang lainpun tentu ada pula kiblat mereka menurut zamannya masing-masing. Tetapi kiblat bukanlah pokok, sebagai di ayat-ayat di atas telah diterangkan, bagi Allah timur dan barat adalah sama. Yang pokok ialah menghadapkan hati langsung kepada Allah, Tuhan seluruh sekalian alam.


فَاسْتَبِقُوا الْخَيْرَاتِ
"Sebab itu berlomba-lombalah kamu pada serba kebaikan."
           
Berlomba-lombalah kamu dalam berbuat kebaikan dalam ayat ini mengandung perintah Allah bagi kita semua untuk terus beramal, terus berbuat kebaikan. Banyak hal yang bisa kita lakukan untuk melaksanakan perintah Allah tersebut seperti, membaca Al-Qur’an, berzakat, bersedekah, naik haji, berpuasa dan masih banyak lagi amalan sholeh yang bisa kita lakukan. Apapun itu tindakannya selama bermanfaat bagi orang lain maupun diri sendiri, sekecil apapun tindakan tersebut Allah S.W.T pasti akan membalasnya.

أَيْنَ مَا تَكُوْنُوْا يَأْتِ بِكُمُ اللهُ جَمِيْعًا
"Di mana saja kamu berada, niscaya akan dikumpulkan Allah kamu se­kalian."


            Ayat ini juga menjelaskan tentang akan dikumpulkannya seluruh manusia di alam akhirat. Jika kamu akan dipanggil menghadap kepada Aliah; tidak perduli apakah dia dalam kalangan Yahudi Nasrani, Islam dan lain-lain. Di sana kita akan dimintai pertanggungjawaban atas segala perbuatan yang telah kita lakukan di dunia ini.

إِنَّ اللهَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ
"Sesungguhnya Allah atas tiap-tiap sesuatu adalah Maha Kuasa."(ujung ayat 148).
Segala sesuatu bisa terjadi atas kehendak Allah S.W.T  karena kembali lagi kepada sifat Allah yang tersebut diatas, Allah Mahakuasa. Kekuasaan Allah bersifat mutlak. Oleh karena itu, kita sebagai makhluk-Nya harus berbuat baik dalam kehidupan  agar menjadi umat yang bertaqwa sehingga selalu berada di jalan lurus-Nya.
Jadi, kita dapat menarik 4 kesimpulan dari isi kandungan surat Al-Baqarah:148,  yaitu:
1.      Penjelasan Allah tentang adanya kiblat masing-masing umat
2.      Perintah Allah S.W.T kepada manusia untuk berlomba-lomba dalam berbuat kebaikan
3.      Penjelasan tentang akan dikumpulkannya seluruh umat manusia di alam akhirat
4.      Penegasan bahwa Allah adalah zat yang Mahakuasa


Al-Isra :26-27
http://www.dudung.net/images/quran/17/17_26.pnghttp://www.dudung.net/images/quran/17/17_27.png
Artinya :
(26) Dan berikanlah haknya kepada kerabat dekat, juga kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan; dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros.
(27) Sesungguhnya orang-orang yang pemboros itu adalah saudara setan dan setan itu sangat ingkar kepada Tuhannya.
Ada 2 inti kandungan dari ayat tersebut yang pertama perintah untuk memenuhi hak saudara muslim lainnya dan yang kedua perintah untuk tidak berperilaku boros.
Pada ayat 26, dijelaskan bahwa kita hendaknya memberi bantuan kepada keluarga yang dekat karena mereka yang paling utama dan berhak untuk ditolong. Mereka patut mendapat bantuan hidup di tengah keluarga terdekat yang mampu karena pertalian darah. Mereka pasti ada yang hidup lebih berkecukupan dan ada yang kekurangan sehingga kita sebagai keluarga harus saling membantu.
Allah memerintahkan manusia untuk berbakti dan berbuat baik tidak hanya kepada orang tua saja, namun masih harus berbakti kepada tiga golongan yang lain, yaitu:
  1. kepada kaum kerabat
  2. kepada orang miskin(duafa)
  3. ibnu sabil
            Hak kaum kerabat antara lain meliputi kasih sayang, rasa hormat, dikunjungi bila sakit, dan mendapatkan pertolongan lainnya. Sedangkan hak kaum duafa selain mendapatkan kasih sayang dan penghormatan sebagai sesama hamba Allah adalah hak untuk mendapatkan bantuan materi, bisa sedekah ataupun zakat. Hak kaum duafa wajib diberikan, sebab di dalam harta yang kita miliki terdapat rezeki mereka yang dititipkan Allah kepada kita. Jika kita mengingkarinya maka harta kita menjadi tidak berkah. Dan terakhir hak Ibnu sabil adalah hak untuk mendapatkan petunjuk yang benar jika tersesat atau hak untuk mendapatkan bantuan lain agar dapat sampai di tempat tujuan.
Pada ayat 27, Allah mengingatkan bahwa betapa buruknya sifat orang yang boros. Mereka dikatakan sebagai saudaranya setan. Boros sendiri mengandung arti menggunakan sesuatu secara berlebihan yang tidak diridhai Allah atau tidak bermanfaat. Orang yang boros bermakna orang yang membelanjakan hartanya dalam perkara yang tidak mengandung manfaat berarti. Islam sangat membenci umatnya yang berperilaku boros. Oleh karena itu hendaknya kita hidup secara sederhana(tidak berlebihan) yang penting semua kebutuhan pokok kita tercukupi. Namun, perlu dihindari pula sifat kikir, jangan sampai kita malas berbagi kepada kaum yang membutuhkan.
Dari tulisan diatas bisa kita simpulkan bahwa ayat ini mengajak kita untuk berbagi kepada orang yang membutuhkan, daripada kita membuang harta yang kita miliki untuk melakukan tindakan boros lebih baik harta yang kita miliki kita gunakan untuk menunaikan hak saudara muslim lainnya.


Daftar Pustaka:


1 komentar:

  1. adit 11 ipa 5
    stuju banget, kita emang harus berbagi trhadap sesama. apalagi sesama umat muslim. uda bagus ko artikelnya. sipp ko.

    BalasHapus