Sabtu, 25 September 2010

Aris Wakhyudin IPA1

Nama    :  Aris Wakhyudin
Kelas     : XI IPA 1

AYAT AL QURAN TENTANG PERINTAH BERKOMPETISI DALAM KEBAIKAN DAN MENYANTUNI KAUM DHUAFA
A.      Ayat Tentang Perintah Berkompetisi dalam Kebaikan

9e@ä3Ï9ur îpygô_Ír uqèd $pkŽÏj9uqãB ( (#qà)Î7tFó$$sù ÏNºuŽöyø9$# 4 tûøïr& $tB (#qçRqä3s? ÏNù'tƒ ãNä3Î/ ª!$# $·èŠÏJy_ 4 ¨bÎ) ©!$# 4n?tã Èe@ä. &äóÓx« ֍ƒÏs% ÇÊÍÑÈ

Artinya : Dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap kepadanya. Maka berlomba-lombalah (dalam membuat) kebaikan. di mana saja kamu berada pasti Allah akan mengumpulkan kamu sekalian (pada hari kiamat). Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu(Q.S Al Baqarah ayat 148)
Pada ayat ini mengandung dua perintah. Yang pertama perintah untuk menghadap Ka’bah dalam beribadah dan perintah untuk berlomba-lomba dalam kebaikan. Lafal $pkŽÏj9uqãBqèdî  pygô_Ír @ä3Ï9ur pada ayat tersebut mengandung makna bahwa  Allah SWT. Pernah memerintahkan kepada bani israil dan atau nabi-nabi yang diutusnya untuk mengarah ke arah-arah tertentu. Awalnya seluruh umat menghadap  kiblat ke Baitul Maqdis, namun setelah turunnya ayat ini, Allah SWT. Memerintahkan umat islam untuk menghadap Ka’bah saat beribadah.
 Sedangkan pada lafal  ÏNºuŽöyø9$# (# qà)Î7tFó$$sù Allah SWT. Memerintahkan agar kita dalam berbuat kebaikan. Baik secara hamblumminannas seperti bersilaturahmi, bersedekah dan lain sebagainya maupun hablumminallah seperti puasa, zakat dan haji. Perbuartan baik manusia itu akan dicatat oleh malaikat Roqib dan tentuinya akan mendapat balasan entah di dunia dan atau di akhirat kelak. Selain itu, surat Fatir ayat 32 juga menjelaskan hal yang hampir sama. Berikut adalah surat Fatir ayat 32
§NèO $uZøOu÷rr& |=»tGÅ3ø9$# tûïÏ%©!$# $uZøŠxÿsÜô¹$# ô`ÏB $tRÏŠ$t7Ïã ( óOßg÷YÏJsù ÒOÏ9$sß ¾ÏmÅ¡øÿuZÏj9 Nåk÷]ÏBur ÓÅÁtFø)B öNåk÷]ÏBur 7,Î/$y ÏNºuŽöyø9$$Î/ ÈbøŒÎ*Î/ «!$# 4 šÏ9ºsŒ uqèd ã@ôÒxÿø9$# 玍Î7x6ø9$# ÇÌËÈ
Artinya : Kemudian Kitab itu kami wariskan kepada orang-orang yang kami pilih di antara hamba-hamba kami, lalu di antara mereka ada yang menganiaya diri mereka sendiri dan di antara mereka ada yang pertengahan dan diantara mereka ada (pula) yang lebih dahulu berbuat kebaikan dengan izin Allah. yang demikian itu adalah karunia yang amat besar.  (Q.S Fatir /35 :32)
                                Pada ayat ini Allah SWT, menjelaskan 2 hl yang penting, yang pertama pada lafal t$uZøOu÷rr& §NèO. $tRÏŠ$t7Ïã|  ô`ÏB $uZøŠxÿsÜô¹$#ûïÏ%©! $#=»tGÅ3ø9$# Allah swt menjelaskan bahwa Allah telah menurunkan kitab Al Qur’an pada nabi Muhammad SAW. Sebagai pedoman hidup umat islam dan sebagai pengganti kitab suci sebelumnya serta menjelaskan bahwa tidak Allah SWT. Tidak menurunkann Nabi dan Kitab suci lagi.
                                Allah SWT. Membagi sikap tiga kelompok umat islam , Orang yang menganiaya dirinya sendiri ialah orang yang lebih banyak kesalahannya daripada kebaikannya, dan pertengahan ialah orang-orang yang kebaikannya berbanding dengan kesalahannya, sedang yang dimaksud dengan orang-orang yang lebih dahulu dalam berbuat kebaikan ialah orang-orang yang kebaikannya amat banyak dan amat jarang berbuat kesalahan. Maka dari itu, kita harus senantiasa  berbuat kebaikan agar kita termasuk dala golongan yang ketiga.


B.     Ayat tentang Perintah Menyantuni Kaum Dhuafa

Allah SWT.  Memerintahkan untukn menyantuni kaum dhuafa pada surat Al Isra ayat 26-27 dan Surat Al Baqarah ayat 177. Berikut ayat Al Isra ayat 26-27
ÏN#uäur #sŒ 4n1öà)ø9$# ¼çm¤)ym tûüÅ3ó¡ÏJø9$#ur tûøó$#ur È@Î6¡¡9$# Ÿwur öÉjt7è? #·ƒÉö7s? ÇËÏÈ
¨bÎ) tûïÍÉjt6ßJø9$# (#þqçR%x. tbºuq÷zÎ) ÈûüÏÜ»u¤±9$# ( tb%x.ur ß`»sÜø¤±9$# ¾ÏmÎn/tÏ9 #Yqàÿx. ÇËÐÈ
Artinya : Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros..  Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah Saudara-saudara syaitan dan syaitan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya.(Q.S Al Isra/17 : 26-32)
Maksud dari menyantuni kaum duafa ialah memberikan harta atau barang yang bermanfaat untuk duafa, kaum duafa sendiri ialah orang yang lemah dari bahasa Arab (duafa) atau orang yang tidak punya apa-apa, dan kita harus menyisihkan harta kita ubtuk mereka,. Karena rizqi yang Allah turunkan mengandung hak mereka. Tetapi, kata  “memberi” tidak harus uang. Jika kita memberi sesuatu kepada yang berhak dan digunakan untuk beribadah kepada allah SWT. Maka tentu kita mendapat pahala tambahan,tetapi jika digunakan untuk maksiat, insyaallah pahala kita tidak akan berkurang.
 Dan menurut para ulama menyantuni kaum duafa akan menyelamatkan diri kita dari api neraka, tapi sekarang banyak manusia yang segan megeluarkan hartanya untuk berinfak pada kaum duafa, tapi ada juga yang selalu membantu kaum dufa itu, bukan saja yang berarti duafa pada orang miskin pun bisa. Salah satu tujuan menyantini kaum dhuafa adalah untuk membersihkan harta kita. Selain itu ada juga surat Al Baqarah ayat 177,berikut ayatnya
* }§øŠ©9 §ŽÉ9ø9$# br& (#q9uqè? öNä3ydqã_ãr Ÿ@t6Ï% É-ÎŽô³yJø9$# É>̍øóyJø9$#ur £`Å3»s9ur §ŽÉ9ø9$# ô`tB z`tB#uä «!$$Î/ ÏQöquø9$#ur ̍ÅzFy$# Ïpx6Í´¯»n=yJø9$#ur É=»tGÅ3ø9$#ur z`¿ÍhÎ;¨Z9$#ur tA#uäur tA$yJø9$# 4n?tã ¾ÏmÎm6ãm ÍrsŒ 4n1öà)ø9$# 4yJ»tGuŠø9$#ur tûüÅ3»|¡yJø9$#ur tûøó$#ur È@Î6¡¡9$# tû,Î#ͬ!$¡¡9$#ur Îûur ÅU$s%Ìh9$# uQ$s%r&ur no4qn=¢Á9$# tA#uäur no4qŸ2¨9$# šcqèùqßJø9$#ur öNÏdÏôgyèÎ/ #sŒÎ) (#rßyg»tã ( tûïÎŽÉ9»¢Á9$#ur Îû Ïä!$yù't7ø9$# Ïä!#§ŽœØ9$#ur tûüÏnur Ĩù't7ø9$# 3 y7Í´¯»s9'ré& tûïÏ%©!$# (#qè%y|¹ ( y7Í´¯»s9'ré&ur ãNèd tbqà)­GßJø9$# ÇÊÐÐÈ
Artinya : Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi Sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari Kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. mereka Itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka Itulah orang-orang yang bertakwa.(Q.S Al Baqarah/2 : 177)
Pada ayat ini dijelaskan bahwa kebajikan yang sempurna bukan sekedar menghadapkan wajah ke barat dan timur, tetapi kebajikan yang sempurna ialah  beriman kepada Allah SWT. Dan hari akhir. Iman yang benar-benar meresap ke dalam Qalbu dan melaksanakan amal-amal shaleh, beriman kepada malaikat yang ditugaskan oleh Allah dengan tugasnya masing-masing, percaya akan kitab suci yang telah Allah turunkan-Nya, serta mempercayai kepada seluruh nabi sebagai manusia pilihan yang telah diberi wahyu oleh Allah SWT.


 Selain amalan yang tak nampak, Allah juga memerintahkan untyuk melakukan amalan yang nampak seperti:
a. Memberi harta yang dicintainya kepada karib kerabat yang membutuhkannya.
b. Memberikan bantuan kepada anak yatim.
c. Memberikan harta kepada musafir yang membutuhkan.
d. Memberi harta kepada orang-orang yang terpaksa meminta-minta.
e. Memberikan harta untuk memerdekakan hamba sahaya.
f. Memjalankan ibadah yang telah diperintahkan Allah denagn penuh keikhlasan.
g. Menunaikan zakat kepada orang yang berhak menerimanya sebagaimana yang tersebut dalam surah At Taubah Ayat 60.
h. Menepati janji bagi mereka yang mengadakan perjanjian.
Akan tetapi, terhadap janji yang bertentangan dengan hokum Allah
(syariat islam) seperti janji dalam perbuatan maksiat, maka janji itu tidak boleh (haram) dilakukan.
i. Memberikan harta kepada orang yang miskin. Tetapi, Perlu ditekankan, bahwa defenisi Islam untuk orang yang miskin adalah orang yang tidak dapat mencukupi kebutuhannya, dan tidak pernah berfikir untuk diberi sedekah dan tidak mau pergi untuk meminta-minta kepada orang lain. Jadi orang seperti inilah, yang menyebabkan anda menjadi pendusta agama saat tidak menganjurkan untuk memberinya makan.

1 komentar:

  1. M.Alfriasnyah XI.IPA.5

    Artikel yang dibuat oleh saudara Aris sangat bagus,tapi sayang tulisan hadist arabnya tidak terlalu jelas.Artikel yang dibuat oleh Aris dapat mengilhami kaum muslim yang lainya untuk lebih Berkompetisi dalam Kebaikan,karena jaman sekarang banyak orang yang hanya berlompetensi untuk mendapatkan harta duniawi saja.

    BalasHapus