
![]() |
BAB 1: berkompetisi dalam berbuat kebaikan




1. Ilmu

2. Tidak Melupakan Ilmunya

"Sesungguhnya telah kami perintahkan kepada Adam dahulu, maka ia lupa (akan perintah itu), dan tidak Kami dapati padanya kemauan yang kuat." (Thaha:115)
3. Mengingat Pahala Berbuat Baik

"Aku telah melihat seorang lelaki yang mondar mandir di surga karena sebatang pohon yang ia tebang karena terletak di jalan dan mengganggu manusia." (Muslim)
Sesungguhnya kesadaran dan ingatan tentang pahala yang akan diperoleh dari pahala perbuatan menyingkirkan gangguan di jalan ini akan menjadi sebuah pendorong untuk membiasakan diri melakukan ibadah seperti ini. Barangkali inilah rahasia dalam keterangan Nabi mengenai pahala sebagian amal ibadah supaya bisa menghasilkan motivasi dan pendorong untuk beramal.
4. Menghadiri Majelis Keimanan

5. Selalu Berlomba Dalam Kebaikan

"Maka berlombalah dalam kebaikan." (Al-Baqarah:148)

6. Mengunjungi Lembaga Dakwah

7. Sadar pentingnya berbuat baik

"Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang selalu bersegera dalam (mengerjakan) perbuatan-perbuatan yang baik dan mereka berdo'a kepada Kami dengan harap dan cemas. Dan mereka adalah orang-orang yang khusyu' kepada Kami." (Al-Anbiya:90)
Sebagaimana Allah juga bersumpah dengan malaikat, Dia berfirman:
"Dan (malaikat-malaikat) yang turun dari langit dengan cepat," (An-Naziat :4)
Mujahid berkata,"Itu adalah malaikat yang mendahului Adam dalam kebaikan dan amal shalih."
Maka kesadaran akan hal itu akan memberikan motivasi dan dorongan kepada seorang muslim untuk berbuat baik.
8. Meneladani sikap ulama salaf

"Tidaklah penduduk surga merasa menyesal terhadap sesuatu pun, kecuali atas waktu yang lewat sementara mereka tidak mengingat Allah di dalamnya." (Thabrani)
Wahai saudaraku muslim ... Sesungguhnya para penghuni surga kelak akan menyesal dan menyayangkan setiap kesempatan yang mereka miliki berlalu begitu saja, tanpa terisi dengan berbagai ketaatan kepada Allah. Dikisahkan, Sa'id bin Abdul Aziz At-Tanukhi apabila ketinggalan shalat berjamaah ia menangis, maka bagaimana dengan kita? Ibnu Mas'ud berkata," Tidaklah aku menyesal melebihi penyesalanku terhadap satu hari yang matahari tenggelam didalamnya, sementara umurku berkurang, sedangkan amalku tidak berkurang."

9. Sadar Bahwa Umur Ini Singkat

"Bersegeralah beramal shalih sebelum tiba fitnah-fitnah seperti malam yang gelap gulita." (Muslim)
Beliau juga mengabarkan bahwa manusia pasti akan ditanya tentang umurnya, untuk apa ia habiskan; dan perihal masa mudanya, untuk apa ia gunakan?
10. Membaca kitab-kitab Zuhud

11. Sadar Pahala Penunjuk Kebaikan

"Barangsiapa yang menunjukkan kebaikan, maka ia akan mendapatkan pahala yang sama dengan yang melakukannya." (Muslim)
Hadits ini mengandung ajaran berbuat baik dan menunjukkan perbuatan baik kepada orang lain. Sebab, orang yang menjadi sebab dilaksanakannya perbuatan baik akan mendapat pahala dan ganjaran sama seperti orang yang melakukannya.
12. Mengunjungi Orang Shalih

"Barangsiapa mengunjungi orang sakit atau mengunjungi saudaranya (yang ia cintai) karena Allah, ia akan dipanggil oleh seorang penyeru dengan mengatakan,"Engkau adalah orang baik, langkahmu adalah langkah yang baik dan engkau telah mengambil jatah tempatmu di surga." (Tirmidzi)
13. Mencontoh Semangat Para Salaf

14. Berdoa kepada Allah

"Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdo'a apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran." (Al-Baqarah:286)
Oleh karena itu, berdoalah kepada Allah dalam keadaan yakin akan dikabulkan.
15. Menumbuhkan Niat Berbuat Baik

16. Sadar bahwa Nabi juga berdoa

"Allahumma inni asaluka fi'la al-khairaati wa tarka al-munkaraati" (Tirmidzi)
Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu agar bisa berbuat baik dan meninggalkan segala kemungkaran.
Sudah menjadi suatu hal yang maklum, bahwa Nabi tidak mungkin berdoa kecuali dengan sesuatu yang dicintai Allah. Kalau hal ini disadari, akan menjadikan dirinya semakin termotivasi untuk berbuat baik.
17. Membayangkan Nikmat di Surga

"Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa,"(Ali-Imran:133)
Maka dari itu, wahai saudaraku tercinta, tidakkah engkau merasa rindu kepada surga? Sesungguhnya yang rindu kepada surga adalah orang-orang shalih.
18. Pelaku Kebaikan Dipuji

"Orang-orang melewati sebuah jenazah, lantas mereka memujinya. Nabi bersabda,"Pasti." Kemudian lewatlah jenazah yang lain kemudian mereka melontarkan kata-kata buruk kepadanya. Maka nabi bersabda,"Pasti."
Mendengar itu, Umar berkata,"Apa maksud Pasti?
Beliau menjawab,"Jenazah pertama, kalian memujinya dengan kebaikan, maka ia pasti masuk surga. Sementara yang kedua, kalian mengucapkan kejelekan kepadanya, maka ia pasti masuk neraka. Kalian adalah para saksi Allah di muka bumi." (Bukhari Muslim)
Sungguh beruntunglah bagi mereka yang menyandang sifat kebaikan dan memberikan manfaat bagi masyarakat.
19. Pelaku kebaikan manusia terbaik

Seseorang berkata,"Siapakah manusia terbaik itu? Belaiu menjawab,"Yang panjang usianya dan baik amalannya." Ia bertanya,"Lalu siapakah manusia terburuk itu?" Beliau menjawab,"Orang yang panjang umurnya namun buruk amal perbuatannya." (Tirmidzi)
Hal ini mengingat bahwa orang yang pertama tadi berusaha sekuat tenaga memanfaatkan waktu dalam usianya dalam kebaikan dan ketaatan.
20. Amal Sedikit Tapi Berkesinambungan








BAB II: Iman kepada Rasul-Rasul Allah SWT
Orang Muslim beriman bahwa Allah SWT telah memilih di antara manusia sebagai rasul-rasul, mewahyukan syari'at-Nya kepada mereka, menyuruh mereka menyampaikannya sebagai hujjah bagi-Nya pada hari kiamat, mengutus mereka dengan keterangan-keterangan, mendukung mereka dengan mukjizat-mukjizat, dimulai dari Nabi Nuh a.s. dan ditutup dengan Nabi Muhammad saw.
Kendati kebiasaan-kebiasaan manusia juga terjadi pada rasul-rasul: makan, minum, sakit, sehat, lupa, ingat, mati, dan juga hidup. Namun, mereka makhluk yang paling sempurna secara mutlak, dan paling mulia tanpa pengecualian. Iman seorang hamba tidak sempurna, kecuali dengan mengimani mereka secara global atau detail, karena dalil-dalil wahyu dan dalil-dalil akal.
Dalil-Dalil Wahyu
- Penjelasan Allah Ta’ala tentang rasul-rasul-Nya, pengutusan mereka, dan risalah-risalah mereka dengan firman-firman-Nya, yang artinya seperti berikut:
- “Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan),’Sembahlah Allah dan jauhilah Thaghut.” (An-Nahl: 36).
- “Allah memilih utusan-utusan dari malaikat dan dari manusia sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” (Al-Hajj: 75).
- “Sesungguhnya Kami telah memberikan wahyu kepadamu sebagaimana Kami telah memberikan wahyu kepada Nuh dan nabi-nabi yang kemudiannya, dan Kami telah memberikan wahyu kepada Ibrahim, Ismail, Ishak, Ya’qub dan anak cucunya, Isa, Ayyub, Yunus,Harun dan Sulaiman. Dan Kami berikan Zabur kepada Daud. Dan (Kami telah mengutus) rasul-rasul yang sungguh telah Kami kisahkan tentang mereka kepadamu dahulu, dan rasul-rasul yang tidak Kami kisahkan tentang mereka kepadamu. Dan Allah telah berbicara kepada Musa dengan langsung. (Mereka kami utus) selaku rasul-rasul pembawa berita gembira dan pemberi peringatan agar supaya tidak ada alasan bagi manusia membantah Allah sesudah diutusnya rasul-rasul itu. Dan adalah Allah Mahaperkasa lagi Mahabijaksana.” (An-Nisa’: 163-165).
- “Sesungguhnya Kami telah mengutus rasul-rasul Kami dengan membawa bukti-bukti yang nyata dan telah Kami turunkan bersama mereka Al-Kitab dan neraca (keadilan) supaya manusia dapat melaksanakan keadilan.” (Al-Hadid: 25).
- “Dan (ingatlah kisah) Ayub, ketika ia menyeru Tuhannya, ‘(Ya Tuhanku), sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Tuhan Yang Maha Penyayang di antara semua penyayang’.” (Al-Anbiya’: 83).
- “Dan Kami telah mengutus rasul-rasulsebelummu, melaikan mereka sungguh memakan makanan dan berjalan di pasar-pasar.” (Al-Furqan: 20).
- “Dan sesungguhnya Kami telah memberikan kepada Musa sembilan buah mukjizat yang nyata, maka tanyakanlah kepada Bani Israel, tatkala Musa datang kepada mereka.” (Al-Isra’: 101).
- “Dan (ingatlah) ketika Kami mengambil perjanjian dari nabi-nabi dan dari kamu (sendiri), dari Nuh, Ibrahim, Musa dan Isa Putera Maryam, dan Kami telah mengambil dari mereka perjanjian yang teguh, agar Dia menanyakan kepada orang-orang yang benar tentang kebenaran mereka dan Dia menyediakan bagi orang-orang kafir siksa yang pedih.” (Al-Ahzab: 7-8).
- Penjelasan Rasulullah saw. tentang diri beliau, dan saudara-saudaranya dari para nabi dan para rasul dengan sabda-sabdanya seperti berikut.
- “Allah tidak mengutus seorang nabi pun, melaikan ia peringatkan kaumnya dari si buta sebelah yang pendusta, yaitu Al-Masih Ad-Dajjal.” (Diriwatarkan Al-Bukhari dan Muslim).
- “Janganlah kalian saling melebihkan para nabi.”
- Ketika Rasulullah saw. ditanya Abu Dzar r.a. tentang jumlah para nabi, dan para rasul, beliau bersabda, “Jumlah nabi ialah seratus dua puluh ribu, dan jumlah rasul ialah tiga ratus tiga belas.”
- “Seandainya Musa atau Isa masih hidup, maka tidak ada yang bisa ia lakukan kecuali mengikutiku.” (Diriwayatkan Abu Ya’la).
- “Itulah Nabi Ibrahim.” Ini beliau ucapkan ketika beliau dipanggil 'hai manusia terbaik'. Beliau tawadhu’ kepada Nabi Ibrahim.
- “Seorang hamba tidak layak berkata, ‘Sesungguhnya aku lebih baik dari pada Yunus bin Matta’.”
- Penjelasan Rasulullah saw. tentang para rasul ketika mereka dipertemukan dengan beliau di Baitul Maqdis, dan beliau shalat sebagi imam bagi mereka, beliau bertemu di langit dengan Nabi Yahya, Nabi Isa, Nabi Yusuf, Nabi Idris, Nabi Harun, Nabi Musa, Nabi Ibrahim dan beliau menjelaskan tentang mereka, dan kondisi yang beliau saksikan dari mereka.
- “Sesungguhnya Nabi Allah, Daud makan dari hasil kerja tangannya.” (Diriwayatkan Al-Bukhari dan Muslim).
- Keimanan miliaran kaum Muslimin, dan selain kaum muslimin dari Ahli Kitab Yahudi, dan Kristen kepada rasul-rasul Allah, dan pembenaran yang kuat terhadap risalah mereka, keyakinan mereka terhadap kesempurnaan mereka, dan pemilihan Allah terhadap mereka.
Dalil-Dalil Akal
- Rububiyah Allah Ta’ala, dan rahmat-Nya menghendaki pengutusan rasul-rasul dari-Nya kepada makhluk-Nya untuk mengenalkan mereka kepada Tuhan mereka, membimbing mereka kepada sesuatu yang menyempurnakan kemanusiaan mereka, kebahagiaan mereka di dunia dan kebahagiaan mereka di akhirat.
- Penciptaan Allah Ta’ala terhadap makhluk untuk menyembah-Nya seperti yang Dia firmankan, “Dan Aku telah menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku,” (Adz-Dzariyat: 56) itu menghendaki pemilihan rasul-rasul, dan pengutusan mereka untuk mengajari manusia bagaimana cara mereka taat kepada-Nya, karena ibadah dan ketaatan adalah tugas pokok penciptaan mereka.
- Sesungguhnya pahala karena ketaatan, dan hukuman karena maksiat menghendaki pengiriman rasul-rasul dan pengutusan para nabi, agar di hari kiamat manusia tidak berkata,”Wahai Tuhan kami, kami tidak tahu cara ketaatan kepada-Mu hingga kami bisa taat kepada-Mu dengan benar, dan kami juga tidak mengetahui apa saja kemaksiatan kepada-Mu hingga kami bisa menjauhinya. Pada hari ini, Engkau tidak mempunyai kezhaliman. Oleh karena itu, jangan siksa kami.” Jika itu terjadi, maka manusia mempunyai alasan seperti itu. Jadi, ini menghendaki pengutusan para rasul untuk memutus argumen manusia seperti di atas. Allah berfirman, “(Mereka kami utus) selaku rasul-rasul pembawa berita gembira dan pemberi peringatan agar supaya tidak ada alasan bagi manusia membantah Allah sesudah diutusnya rasul-rasul itu. Dan adalah Allah Mahaperkasa lagi Mahabijaksana.” (An-Nisa’: 165).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar